Rabu, 21 April 2010

Taxco VX4


Ponsel seharga di bawah satu juta rupiah ini memiliki fitur cukup lengkap untuk browsing, chatting, dan jejaring sosial seperti Facebook, Morange, Twitter, dan Friendster.

Tampilan home screen Taxco VX4 sekilas mirip BB Gemini, hanya ukuran layar tampak lebih kecil. Dari menu home screen ini kita bisa langsung mengubah beberapa profile seperti general, meeting, outdoor, indoor, dan lainnya. Navigasi cukup responsif dengan menggunakan trackball, kita bisa menggulirkannya ke menu-menu yang diinginkan. Beberapa menu untuk ber-online ria adalah Opera Mini, akses wap MU (Manchester United), eBuddy (chatting), Google, MSN, Yahoo!, dan Facebook.

Selain dilengkapi fitur-fitur online, Taxco VX4 dilengkapi pula dengan kamera digital, FM Radio, audio/video player, dan melody composer. Jajaran tuts keypad qwerty cukup mudah untuk diakses dan berukuran sedang. Di samping kiri trackball ada dua tombol akses untuk panggilan dari SIM1 atau SIM2. Tak ada tombol shorcut untuk akses pemutar musik atau kamera.

DESAIN
Desain BlackBerry sepertinya menjadi acuan Taxco VX4, meski tidak mirip 100%. Walau memiliki teknologi layar sentuh, sayangnya ukuran layar masih kurang besar. Untuk mengakses dengan sentuhan disediakan stylus pen. Hanya ada satu port USB yang bisa digunakan untuk charger, headset, dan kabel data. Sedangkan untuk desain antar muka terdapat beberapa ikon yang mirip seperti menu BlackBerry, tapi dengan fungsi yang tidak sama persis.
Pengujian : Meneliti detil body dan rancangan.
Nilai : 3
Catatan : Lubang speaker ada di belakang dan di depan ponsel

LAYAR
Tak disebut secara detail jenis dan teknologi layar Taxco VX4, hanya disebutkan color screen dalam boxnya. Namun, dilihat secara kasat mata, mampu menampilkan gambar digital cukup baik di layar utama. Respon layar sentuh juga cukup lumayan ketika dicoba untuk mengakses Opera Mini dengan menggunakan jari atau stylus pen.
Pengujian : Menampilkan foto dan memutar video
Nilai : 3
Catatan : Dapat menampilkan foto secara full screen

MELODY COMPOSER
Anda suka mencipta lagu dan memahami not balok? Taxco VX4 dapat menjadi fasilitas membuat nada-nada indah sesuai dengan pilihan beberapa alat musik seperti gitar, piano, violin, saxophone, flute, harmonica, dan lainnya hingga 10 alat musik. Dalam satu bar dapat diisi hingga 150 not. Untuk membuat not, kita bisa tekan angka 1 sampai 7, dan ada pilihan untuk menentukan tempo dengan menekan tanda bintang atau tanda pagar.
Pengujan : Membuat satu komposisi musik.
Nilai : 3,5
Catatan : Dilengkapi dengan pilihan tempo lainnya dengan menekan insert di layar

KAMERA
Memiliki dua lensa, di bagian belakang dan depan. Pada bagian belakang dilengkapi dengan flash light, sedangkan bagian depan dapat digunakan saat melakukan video chat agar wajah kita terlihat teman chatting dengan mudah. Di bagian belakang dekat dengan lensa utama terpampang jelas tulisan 2.0 mega pixels, tapi saat memotret dengan pilihan resolusi 1600 x 1200, hasilnya di komputer terlihat ukuran 640 x 480 pixels saja alias VGA. Hasil foto bila dilihat di layar ponsel terlihat cukup jelas, tergantung kondisi cahaya saat memotret.
Pengujian : Memotret dalam kondisi indoor dan merekam video
Nilai: 2,9
Catatan: Tidak dilengkapi tombol shutter khusus, jadi saat memotret menggunakan trackball

MUSIK
Fitur pemutar musik tidak selalu dinilai dari kualitas speaker dan earsetnya saja. Tapi, harus dilihat pula dari kemampuannya memutar beragam format musik. Bila dari dilihat dari kemampuannya memutar format musik, Taxco VX4 terbilang bagus, karena mampu memutar audio dengan format WAV, MIDI, MP3, dan AAC. Namun, kalau soal kualitas suara yang dihasilkan dari speaker dan earset belum layak mendapat jempol meski suaranya terbilang keras.
Pengujian : Memutar beberapa jenis format musik seperti wav, MIDI, MP3, dan AAC.
Nilai : 3,1
Catatan : Setting sound effect: bass enhancement kurang terasa efeknya

CHATTING
Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk chatting, seperti eBuddy, MSN, Yahoo! (dari wap messenger), dan imiChat. Uniknya menggunakan imiChat adalah kemampuannya menampilkan video dan mengirim audio. Selain itu, kemudahan mengundang teman chat adalah dengan mengontak nomor ponselnya saja, asalkan sama-sama memiliki aplikasi ini.
Pengujian : Chatting dengan menggunakan Yahoo! wap messenger dan MSN
Nilai : 3,5
Catatan : Aplikasi chatting ini umumnya berbasis Java

FM RADIO
Fitur radio memang sudah umum dibenamkan dalam sebuah ponsel, apalagi pada merek lokal. Yang agak berbeda adalah kemampuannya untuk merekam siaran radio yang sedang berlangsung dalam format audio AMR dan WAV. Selain merekam siaran yang sedang berlangsung, merekam siaran radio dapat dilakukan pula dengan jadwal yang telah ditentukan lebih dahulu (schedule FM record).
Pengujian : Merekam siaran yang sedang berlangsung, dengan pilihan format wav
Nilai : 2,9
Catatan : Kualitas rekaman tergantung dari penangkapan sinyal masing-masing stasiun radionya

Kinerja
Kinerja ponsel secara umum cukup meyakinkan, aplikasi Morange yang berbasis Java berjalan mulus, dengan catatan koneksi operator yang digunakan juga lancar. Yang kurang meyakinkan adalah setting email yang masih manual. Fitur-fitur online seperti Facebook, Twitter, Opera Mini, Google, Morange, Yahoo!, MSN, dan lainnya berjalan lancar.

SKOR AKHIR : 2,9

Kinerja Baterai
Vendornya menyebutkan baterainya memiliki ketahanan untuk standby selama 1-2 hari. Dan, selama masa uji coba tak berbeda jauh ketika digunakan untuk mencoba fitur-fiturnya. Dari kondisi baterai penuh, habis dalam waktu dua hari.

tabloid selular

Nokia 5230

Nokia 5230

Sebelumnya, keluarga Nokia dengan OS Symbian S60 5th edition dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelas N yang beranggotakan N97 dan N97 mini, dan kelompok XpressMusic dengan 5800 dan 5530 sebagai punggawanya. Kini, kita terpaksa menghapus anggapan itu karena produk Symbian S60 5th edition baru mereka, 5230, tidak termasuk dalam dua golongan tadi. Biasanya ponsel Nokia yang diawali dengan angka 5 akan secara otomatis dianggap sebagai anggota xpressmusic. Atau minimal dianggap sebagai salah satu produk yang dikhususkan untuk keperluan musik. Rasanya tidak demikian dengan 5230. Tanpa embel-embel seri N dan XpressMusic, ponsel ini membawa sejumlah fitur yang bisa dianggap seimbang untuk berbagai keperluan. Musik ataupun bisnis.
Tidak percaya? Lihat saja deret produk anyar Nokia yang sudah disiapkan. Selain 5230 yang kita bahas kali ini, mereka pun sudah menyiapkan 5230 edisimusik yang masih belum tahu kapan akan diluncurkan.

Inteface
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ponsel ini merupakan keluarga symbian s60 5th edition. Artinya, ponsel ini menggunakan kontrol utama berupa layar sentuh.

tidak seperti seri N97 dan N97 mini yang juga membawa keyboard qwerty, 5230 hana mengandalkan interaksi layar sentuh. Hal ini mengingatkan kita pada 5800 dan 5530 XpressMusic. Dan itu hanya satu persamaan. Selanjutnya mulai dari tampilan active idle hingga ke menu dan sub menu akan tampak seperti dua ponsel XpressMusic tadi.

Bila dilihat dari kualitas layar, yang membawa jenis TFT sentuh resistive 16,7 juta warna dengan resolusi besar 640 x 320 pixel (nHD), maka tampilan ponsel ini sangat menjanjikan. Untuk menampilkan video dan album art, layar ponsel ini sudah lebih dari cukup.

Sesuai dugaan, karena menggunakan jenis layar sentuh resistive maka ponsel ini menyediakan jotter, sama hanya dengan 5530 XpressMusic. Sebuah strategi yang tepat menurut PULSA, karena jika mengandalkan jotter atau stylus berbentuk dongle dan diletakkan sebagai gantungan ponsel, maka tingkat kenyamanan akan berbeda.

Saat dicoba untuk mengetik sms dan browsing internet, kinerja layar ini bisa dibilang cukup nyaman. Pilihan mengaktifkan fitur getar saat mengakses layar menjadi penolong utama dan rasanya Anda akan membutuhkan itu sepanjang penggunaan.

Multimedia
Semua Symbian S60 5th edition yang sudah ada di pasaran dilepas untuk mengusung fitur multimedia. Bebebrapa dikhususkan untuk fungsi musik, sementara yang lain dipersenjatai dengan multimedia super lengkap. Lalu bagaimana dengan 5230? Jawabannya adalah sama. Tidak ada perubahan pada tradisi S60 5th edition. Ponsel ini tetap membawa fitur multimedia dengan porsi yang lumayan besar.

Seperti biasa ada pemutar musik, video, radio, dan kamera digital. Meskipun dianggap sebagai s60 5th edition paling murah, atau setidaknya lebih terjangkau ketimbang 5th edition lain, fitur yang disediakan tetap lengkap.

Perbedaan tetap ada, namun hanya bersifat kontennya saja. Sebagai contoh, 5800 XpressMusic membawa sejumlah file musik dan video secara default di kartu memori dalam paketan penjualan, sedangkan 5230 tidak membawa satu track pun.

Soal dukungan info id3 tag sih bisa dibilang setara. 5230 tetap mampu menampilkan album art dan sejumlah informasi mengenai lagu yang kita miliki. Mulai dari judul, album dan artis.

Beralih ke pemutar video, 5230 tetap membawa fitur yang setara dengan 5530 XM.Mendukung format MPEG4 dengan resolusi maksimal nHD (seukuran layar), hingga framerate 30 fps. Jika dibandingkan dengan produk serupa besutan LG, semisal Viewty, memang kemampuan ini tidaklah begitu istimewa. Apa yang Anda harapkan tanpa ada dukungan divx dan Xvid?

Selanjutnya kita lihat kemampuan kamera. Secra umum bisa dibilang mengalami banak penurunan kualtas dibanding S60 5th edition lain. Pertama pada resolusi yang dihasilkan, hanya 2 megapixel. Artinya ukuran foto maksimal yang bisa dihasilkan hanya mencapai 1600 x 1200 pixel saja.

Hal ini diperparah dengan hilangnya kemampuan autofokus. Semua pemotretan dilakukan dengan fix fokus, pada saat seharusnya keberadaan layar sentuh dapat dimanfaatkan untuk autofokus yang lebih baik, semisal menentukan titik fokus pada area yang disentuh.

Tanpa lampu kilat, bahkan pemotretan di dalam ruangan pun tampak kurang memuaskan. Foto tampak dipenuhi dengan noise. Sementara foto outdooor masih bisa dianggap bagus, standar kamera ponsel.

Konektivitas
Bagusnya, 5230 dilengkapi dengan fitur-fiur koneksi yang mumpuni. Seidaknya untuk melakukan browsing dan data terkini, 5230 sudah dilengkapi dengan modem HSDPA 3,6 mbps. Bersama Bluetooth dan kabel data, ketiganya menjadi sandaran 5230 dalam melakukan koneksi dengan internet dan perangkat lain.

Tidak ada WiFi seperti pada 5800 XM, namun browser yang dibawa cukup mudah digunakan, terlebih jika digunakan dengan metode sentuh seperti ini.

Aplikasi dan Instalasi
Kini kita tidak lagi akan kesulitan mencari aplikasi yang tepat untuk Symbian S60 5th edition. Hampir semua pengembang software telah memproduksi aplikasi untuk sistem ini. Namun terlepas dari itu, secara default 5230 sudah membawa sejumlah fungsi yang menarik.

Umumnya memang multimedia, namun sebagai standar S60 5th edition, sejumlah fitur office dan GPS pun ikut disertakan. Sekali lagi, semua masih standar. Tidak ada quickOffice atau editor dokumen lain. Sementara GPS receivernya tetap mengandalkan A-GPS Nokia yang sudah teruji.

Namun yang cukup menarik adalah kehadiran sejumlah fitur Online alias social networking semisal Facebook dan fitur chatting. Ini merupakan keuntungan menjadi anggota Symbian S60 5th edition. Dimana sejumlah aplikasi yang khusus dikembangkan untuk jenis ponsel ini dapat diinstal di 5230 tanpa ada kesulitan pada kompatibilitas.

Hardware
Beberapa isu penurunan kualitas juga didapati pada bagian hardware. Terutama pada material plastik yang digunakan 5230. Meskipun terlihat glossy, namun bahan plastik yang digunakan dirasakan lebih tipis ketimbang produk S60 5th edition lain. Beruntung Nokia mensiasati nya dengan menawarkan warna-warna yang ceria dan penutup baterai (backCover) ang dapat digonta-ganti dengan warna kesukaan Anda.

Ponsel ini menggunakan prosesor ARM 11 berfrekuensi 434 MHz. Masih kalah jika dibandingkan beberapa ponsel bisnis Nokia terbaru. Namun sudah cukup mumpuni untuk keperluan musik dan auto rotate-nya, bersama dengan SDRAm sbeesar 128 MB rasanya tidak ada maslaah pada kinerja.

Dalam paket penjualan kita akan memperoleh memori card MicroSD 2 GB yang berisi data peta Nokia. Sementara untuk maslaah daya, Nokia 5230 menyerahkannya pada baterai Li-ion 1320 mAh (BL-5J). Dalam percobaan, PULSA mendapati baterai ini mampu bertahan hingga 2 hari dalam sekali charging.

Kesimpulan
Nokia berlayar sentuh atau yang biasa kita kenal dengan Symbian S60 5th edition kini sudah mulai terjangkau. Produk barunya yang paling segar hanya dibanderol di angka 2 jutaan saja. Namun tetap mebawa sejumlah fitur penting sebuah ponsel multimedia Nokia.

Namun namanya juga poduk murah, sejumlah hal mesti dikorbankan. Salah satunya adalah kamera. Meski bukan satu-satunya hal yang mengalami degradasi, isu pada kamera dapat menjadi hal besar di kemudian hari. Kecuali ketika harga 5230 mengalami penurunan lagi. Siapa tahu?

TABLOID PULSA

NOKIA 5130

Bentukannya masih serupa keluarga XpressMusic yang lain, candybar. Material bahannya dibikin lebih ringan, tipis dan cenderung bak mainan. Ponsel ini memiliki corong speaker, dengan lubang-lubang kecil pada casing belakang yang dilapisi membran tipis. Pengaturannya sedemikian rupa, hingga mampu menghasilkan output suara yang kencang.

Oke, dari sisi disain tercatat lumayan apik. Tapi, sisi keypad ternyata kurang mennggembirakan. Tombol alfanumerik terkesan murahan dan sedikit licin.

Interface

Berbeda dengan produk XpressMusic yang sebelumnya, Nokia 5130 tidak diasuh oleh sistem operasi terbuka. Artinya tidak ada sistem Symbian di ponsel ini. Platform pengembang yang digunakan Nokia 5130 adalah seri 40 Nokia edisi ke-lima, feature pack 1. Artinya, ini merupakan sistem operasi tertutup milik Nokia yang berjalan berdasarkan teknologi java MIDP 2.1.

Layar ponsel Nokia ini sedikit mengecewakan, dimana diklaim sebagai jenis TFT namun kualitasnya tampak seperti CSTN). Lewat kedalaman warna 18 bit (262.144) plus resolusi 320x240 piksel terlihat kurang maksimal.

Fitur Unggulan

Pemutar Musik
Meski tidak berjalan di sebuah sistem operasi terbuka, Nokia 5130 tetaplah sebuah ponsel XpressMusic. Dengan demikian Nokia telah menanamkan sejumlah codec yang bersifat pre-instal agar bisa mendukung beberapa format musik. Diantaranya adalah AAC, AAC+, AMR, eAAC, eAAC+, MP3, MP4 dan WMA.

Pemutar musiknya sendiri bersifat multitasking. Artinya, meskipun kita keluar dari aplikasi ini untuk mengecek sms misalnya, musik tetap berjalan. Untuk mengontrolnya, kita tinggal menekan tombol-tombol yang terdedikasi. Ada 3 tombol di sisi kiri ponsel, yakni prev, play dan next.

Kualitas output melalui speaker ponsel terdengar ala ponsel Cina. Suaranya keras, bertenaga dan kadang terasa ‘cempreng’. Meski begitu, malah justru sisi ini yang banyak dicari oleh pengguna ponsel musik. Beberapa memerlukannya untuk mendengarkan alunan musik bersama teman, atau sekedar menemani tidur siang dan saat belajar.

Output suara via headset (jack audio 3,5 mm) kualitasnya cukup baik. Bagi yang tidak terlalu suka suara nge-bass maka headset bawaan ponsel ini sudah memenuhi kebutuhan. Tapi bila diinginkan suara keluaran terdengar lebih penuh dan lebih baik, maka disarankan menggunakan alternatif headset lain.

Anda bisa mengatur kualitas output via pengatur equalizer. Ada beberapa preset di Nokia 5130. Bisa pula ditambahkan 2 setingan equalizer baru sesuai selera. Artinya, permasalahan bukan pada kualitas player musik Nokia 5130.

Tampilan_Belakang


Multimedia Lain
Selain pemutar musik Nokia 5130 membawa kamera digital 2 megapixel. Tanpa auto fokus dan flash, kamera ponsel ini terbilang nekat dan sekedar ada. Hasilnya cukup baik, khususnya untuk foto outdoor. Lagipula kamera ini juga bisa digunakan untuk merekam video standar. Resolusinya kecil (CIF) dengan frame rate 15 fps.

Disamping itu, ada radio FM dan pemutar video dalam format 3gp dan MP4. Meski memori internal Nokia 5130 terbilang kecil, hanya 30 MB termasuk aplikasi pre-instal, ponsel ini memiliki slot MicroSD sebagai memori tambahan. Kapasitas maksimum yang bisa ditampung mencapai 2 GB. Cukup untuk beberapa video mpeg-4.

Internet dan Browser

Nokia 5130 memang bukan disasar untuk kalangan bisnis, namun akses internet tetap disediakan dengan baik. Hanya saja pengguna ponsel ini harus puas dengan kecepatan GPRS dan EDGE. Tidak secepat 3G namun sudah cukup mumpuni untuk browsing beberapa situs web. Nah, sebagai sarana membuka situs web-nya, Nokia membawa serta browser yang cukup handal yaitu OperaMini.

Dengan jaringan internet inipun kita bisa mendaulat ponsel untuk mengurus akun email kita. Apapun protokol email kita, POP3 kah, IMAP kah atau SMTP tetap bisa diset dalam perangkat ini.

Konektivitas

Sebagai sarana penghubung ponsel dengan perangkat lain, Nokia 5130 menyediakan port microUSB dengan software USB versi 2.0 dan Bluetooth versi teranyar (2.0 + EDR). Urusan berkirim file bisa dilakukan tanpa masalah. Termasuk mendengarkan musik via headset Bluetooth stereo.

Untuk akses headset Bluetooth dilakukan dari pemutar musik. Dimana kita harus menekan option lalu memilih untuk mendengarkannya via headset Bluetooth.


Baterai
Nokia 5130 XpressMusic didukung baterai Li-Ion 1020 mAh. Ukuran yang terbilang besar untuk ponsel tanpa 3G dan fitur boros energi lain. Praktis, kapasitas ini didedikasikan paling banyak untuk keperluan pemutar musik. Wajar jika pemutar musik tidak terlalu banyak digunakan, ponsel ini bisa bertahan cukup lama, hingga 3 hari dalam sekali charging.

Kesimpulan

Sisi disain dan kualitas speaker terkesan norak mirip ponsel Cina. Namun, ternyata itu bukan hal buruk. Ada segmen pasar yang memang menginginkan hal seperti itu. Dengan harga Rp 1 jutaan, wajar bila kondisi tersebut justru dimunculkan dalam ponsel ini. Sebuah strategi unik dengan pendekatan baru.

Minimnya fitur jaringan mungkin sedikit menghambat, mengingat banyak ponsel 3G dengan kisaran harga yang sama juga tidak kalah yahud di sisi multimedia. Namun Nokia 5130 tetaplah sebuah produk Nokia. Strategi apapun bisa berbuah bila membeli ‘nama besar’ yang menjadi alasan Anda.

TABLOID PULSA

SONY ERICSSON W995

(istw)

Sony Ericsson mengambalikan kejayaan sebuah ponsel Walkman dalam perangkat W995. Pasalnya ponsel musik satu ini juga dilengkapi kemampuan kamera yang tidak main-main, terutama di sisi kinerja dan kualitas.

W995 disebut-sebut juga sebagai upaya Sony Ericcson mengawinkan kemampuan ponsel Cybershot di dalam perangkat Walkman. Tidak salah sih, tapi juga bukan hal yang mengherankan jika melihat tradisi vendor ini di masa lalu. Anda tentu masih ingat fenomena W800 dan K750. Meski tak benar-benar setara, W995 dan C905 bisa jadi fenomena baru yang senada.

Disain

Ponsel ini dibuat dalam bentuk slider. Namun tetap mempertahankan kesan kokoh dengan pemilihan materi metal dan pengguna sudut yang tidak terlalu banyak. Nyatanya mekanisme geser yang diusung pun tidak ‘lebay’, dalam artian tetap enak meski kadang terkesan sedikit berat.

Identitas musik ponsel ini sangat serasi saat disandingkan dengan ciri khas kamera. Dimana tombol-tombol musik (multimedia) diletakkan berdampingan dengan tombol kamera di satu sisi yang sama. Dipisahkan oleh tombol volume yang juga berfungsi sebagai tombol zooming.

Penempatan ini bukan tanpa maksud. Memindahkan hampir semua tombol di satu sisi akan meninggalkan sisi lain dalam kondisi kosong, atau paling tidak hanya ditempati port data tradisional Sony Ericsson. Artinya, ponsel ini memang disiapkan untuk diletakkan miring (horisontal alias landscape) saat kita bermaksud menikmati file video. Dimana dalam kondisi ini, sisi yang penuh tombol akan berada di atas.

Hal ini juga diperkuat dengan disediakannya ‘stand’ atau dudukan khusus yang diletakkan dibagian casing belakang. Cukup unik, mengingat selain bisa digunakan sebagai dudukan ponsel saat diletakkan miring, logam berbentuk oval bolong ini juga bisa digunakan sebagai gantungan untuk meletakkan ponsel di bidang yang tinggi, atau sebuah carabiner.

Sayangnya, ponsel ini tidak terlalu royal di sisi layar. Saat pesaingnya sudah mulai menggunakan layar dengan kedalaman warna yang tinggi, Sony Ericsson W995 masih menggunakan tipe layar yang sama dengan kedalaman klasik (262.144 warna). Hal ini mungkin harus dipilih karena merupakan standar kebutuhan software yang berjalan di ponsel ini.

Sementara itu, keypad W995 tidak menimbulkan masalah yang berarti bagi penggunanya. Meski untuk mereka yang berjari besar sekalipun.

Interface

Tak ada yang bisa menyangkal fleksibilitas software bawaan Sony Ericsson. Dalam hal dukungan terhadap banyak tipe aplikasi java, ponsel-ponsel Sony Ericsson masih yang terdepan. Dan W995 masih menganut hal ini.

Meski tanpa sistem operasi terbuka, platform java yang ditanamkan vendor sudah cukup untuk mempercantik tampilan dan meningkatan produktivitas ponsel ini. Antarmuka pun tidak jauh berbeda dari ponsel-ponsel Sony Ericsson lain. Namun dengan tambahan Akselerometer kita bisa mengubah orientasi layar tanpa harus menekan tombol apapun.

Sayangnya, beberapa kali ditemukan lambatnya sistem. Baik ketika menjelajah menu yang ada ataupun ketika mengetik sms. Bahkan akan lebih parah saat akselerometer aktif dan layar dalam kondisi baru berubah orientasi. Namun hal ini berangsur-angsur membaik jika kita menggunakannya cukup lama, asalkan layar dalam kondisi tidak pernah mati.

Walkman Player

Walkman versi anyar telah disuntikkan dalam produk ini. Namun secara mendasar, bisa dikatakan tidak banyak perubahan. Kalaupun ada penambahan, hal tersebut merupakan terobosan lawas yang mulai didengungkan kembali semisal SenseMe.

SenseMe yang diyakini mampu mengenali file musik berdasarkan tempo ketukan dan memisahkannya ke dalam mood yang berbeda kini mulai ‘akan’ diperkenalkan di perangkat game portabel Sony semisal PSP dan PSP Go. Bahkan fitur ini sempat disebut beberapa kali dalam presentasi sistem baru PSP sebagai sebuah ‘gimmick’ atau fitur yang diunggulkan.

Meski tidak terlalu populer, pengguna ponsel Walkman sudah mengenal fitur ini. Dan beruntung bagi Anda, W995 pun menyediakan fitur ini.

Masih seperti dulu, Walkman player masuk dalam satu paket bersama fitur Media yang memuat pemutar musik, video, foto, podcast dan RSS feed. Dimana keinerjanya sudah tidak asing lagi bagi pengguna ponsel Sony Ericsson, termasuk kemampaun mengenal file musik, ID3tags, sorting file yang baik dan kualitas output-nya.

Sebagai sebuiah ponsel musik, tak mengherankan jika W995 menyediakan dua corong speaker yang bersifat stereo dan sebuah port audio 3.5 mm tepat di atas ponsel. Dua hal ini mampu mendorong kualitas musik yang dimainkan dengan lebih baik lagi.

Meski tidak benar-benar baik, keluaran suara melalui speaker terbilang keras. Namun karena sifat speaker ponsel yang kecil dengan daya yang terbatas juga, maka suara keras ini tidak terlalu berkarakter. Kita bisa menyetarakannya dengan berbagai produk seri N Nokia.

Port audio 3.5 mm menjadi sandaran akhir penikmat musik. Menawarkan kualitas headset bawaan yang sudah cukup baik, dan kemungkinan menggunakan headset serta speaker eksternal pihak ketiga yang jumlahnya tidak sedikit, menjadikan cara mendengarkan musik lewat portal ini sebuah keharusan untuk kualitas terbaik.

Khusus untuk video, walaupun disain produk ini mengisyaratkan kecenderuangan W995 terhadap jenis file ini, tidak banyak yang bisa kita dapatkan. Pemutar video masih berkutat dalam mempresentasikan file-file tradisioanla, yaitu 3gp dan MP4 dengan kemampuan terbatas. Maksudnya tidak semua MP4, terutama yang menggunakan kombinasi codec berbeda, bisa dimainkan di ponsel ini. Jika saja ada dukungan divx/xvid tentu akan lain soal.

Kamera

PULSA pernah melakukan tes terhadap kamera 8 megapixel Nokia, N86. Bisa dibilang, Sony Ericsson membawa fitur yang sedikit lebih baik sehingga dapat menghasilkan gambar yang lebih berkualitas.

Satu kekurangan kamera W995 adalah dibiarkannya lensa kamera terbuka anpa ada tutup atau mekanisme tertentu untuk melindunginya dari debu dan benturan keras. Namun soal kinerja, kamera ini boleh diadu bahkan dengan saudaranya sendiri sesama Sony Ericsson, C905.

(istw)

Sejumlah pengaturan kamera profesinal hadir. Dan dengan autofokus yang optimal, dengan mode pengenalan wajah, senyum hingga mencapai lebih dari tiga titik fokus, maka hasilnya bisa memuaskan.

Seperi biasa hasil foto Sony Ericsson tidak menonjolkan warna obyek. Cenderung datar saja seakan menampilkan warna aslinya. Namun hasil foto menunjukkan ketajaman yang optimal, baik pada foto indoor makro maupun outdoor.

Begitu pula di sisi perekam video, kamera bekerja baik dalam menghasilkan video berukuran WQVGA 30 fps. Tidak sebesar hasil video Nokia N86 memang, namun sudah dibuat wide sehingga lebih nyaman saat ditonton di ponsel dalam kondisi layar horisontal.

Internet

Ponsel ini telah dilengkapi modem dengan kemampuan HSDPA dan HSUPA. Dimana kecepatan download bisa mencapai maksimal 7.2 mbps dan kecepatan upload mencapai 2.0 mbps. Ini merupakan tren baru modem jaringan pada ponsel yang sudah dimulai terlebih dahulu oleh beberapa perangkat ponsel terdahulu.

Dengan teknologi tersebut di atas, maka kita bisa lebih cepat melakukan uploading file, baik foto maupun video ke internet semisal Facebook. Bandingkan dengan HSDPA biasa dengan kecepatan upload file maksimum hanya di angka 384 kbps.

GPS

W995 juga dilengkapi GPS receiver internal. Perangkat ini kemudian dilengkapi dengan fitur Wayfinder Navigator dan Google Maps GPS inipun bisa digunakan untuk menorehkan informasi lokasi dalam foto kamera.

Baterai

W995 dipersenjatai baterai jenis lithium Polymer berkapasitas 930 mAh. Standar saja, mengingat ini adalah baterai li-po yang terkenal lebih awet. Meski demikian dengan seabrek fitur boros energi yang dibawanya, baterai W995 sanggup bertahan 2 hari dalam sekali charging dengan pemakaian yag optimal.

Conclusion:

(+) Walkman versi 4, SenseMe, Kamera 8 megapixel, GPS, HSDPA, HSUPA, akselerometer,

(-) Sistem lambat, tidak ada penutup lensa, tidak ada dokumen viewer.

Samsung OmniaPRO B7320

Samsung sepertinya tak rela membiarkan para pesaingnya menggerus pasar menengah lewat produk berkeypad QWERTY yang tengah jadi trend. Menyusul Samsung C6625 yang sudah lebih dulu menguji pasar, vendor Korea ini kembali menerjunkan satu lagi jagoan baru, yakni Omnia Pro B7320.

Masih mengandalkan OS Windows Mobile, kali ini Omnia Pro B7320 tampil lebih sarat fitur plus disain yang makin matang ketimbang pendahulunya. Banderol di bawah tiga jutaan rupiah yang diusungnya menyeret ponsel ini bertanding dengan Nokia E63 di sektor menengah. Siapkan QWERTY baru Samsung ini bersaing?

Harga

Rp 2.700.000,-

HSDPA

YA

Kamera

YA

3G

YA

Video Call

YA

WiFi

YA

Memory Ext

YA

Bluetooth

YA

Email

YA

Infrared

Tidak

Music Player

YA

Browser

YA

Video Player

YA

Java MIDP

YA

Video Recorder

YA

GPS Intenal

YA

OS Terbuka

Tidak

Aplikasi Navigator

Tidak

Radio FM

YA

HSDPA 900 / 1900 / 2100; 11,18 x 5,96 x 1,26 cm; 110 gr; LCD TFT, 65 ribu warna, 320x240 piksel, 2,4 inci; microSD (TransFlash), hingga 16GB; HSDPA, 3.6 Mbps; Wi-Fi 802.11 b/g; Java MIDP 2.0; kamera 3,2 megapiksel ; Windows Mobile 6.1 Standard, processor 32 bit Qualcomm MSM 7201A ARM1136EJ-S, clock speed 528 MHz; internet explorer, client Facebook, GPS/A-GPS, Adobe Flash lite, Adobe reader LE, Office Mobile (Excel, OneNote, PowerPoint, Word), ActiveSync, Internet Sharing, RSS reader, Streaming player

Baterai Lithium Polymer 1480 mAh

Ponsel, baterai, headset stereo, charger, MicroSD 1 GB, kabel data, buku manual, CD, kartu garansi, pelindung casing belakang

(+)HSDPA, Ada GPS/A-GPS, OS Windows Mobile 6.1 Standard yang bisa diupgrade ke Windows Mobile 6.5 Standard, Wi-Fi

(-)Kamera tanpa autofokus dan flash, tanpa jack audio 3,5 mm, microSD tidak hot-swappable, tak ada software navigasi,

Interface

Sulit memisahkan Samsung Omnia Pro B7320 dengan GT-C6625 jika menilik pada disain. Perawakannya hampir sama, bongsor dan berbodi lebar khas ponsel QWERTY. Namun, komposisi warna yang ditampilkan lebih berkelas mendekati tampilan handset pebisnis lewat warna coklat glossy.

Tak jauh berbeda dengan pendahulunya, struktur keyboard full QWERTY bersama dengan tombol navigasi standar empat arah memakan setengah bodi depan ponsel. Kumpulan tombol tertata rapi dalam empat baris dan 10 jajar dengan alur melengkung ke bawah seperti busur panah.

Setiap tuts sengaja dibuat menyembul untuk memudahkan penekanan. Namun, bahannya yang terbuat dari plastik keras membuat pengetikan sedikit kurang nyaman. Lepas dari itu, pada keypad QWERTY-nya, Omnia Pro B7320 menyematkan tombol shortcut ke fitur favorit seperti kamera, media player, messages dan browser internet.

Seperti Samsung GT-C6625, ponsel ini mengemas sistem operasi Windows Mobile 6.1 Standard. Alhasil, tampilan antar mukanya pun sama persis dengan ponsel lain yang mengusung kemampuan serupa. Namun, jika dibutuhkan sistem operasi ini bisa diupdate ke Windows Mobile 6.5 Standard.

Samsung Omnia Pro B7320 menyodorkan interface dengan ‘home screen’ atau layar utama yang bisa diutak-atik dalam sebelas pilihan. Mulai dari layar utama ala pop up hingga berkonsep widget. Dengan menekan tombol bergambar ‘rumah’ di sebelah navigasi, pengguna bisa langsung mengakses home screen jika kesasar saat menjelajahi menu tertentu.

Start menu style pada ponsel ini bisa digonta-ganti sesuai selera baik dalam bentuk grid atau list. Begitu pula dengan color scheme yang terdiri dari 16 pilihan. Tak ketinggalan koleksi wallpaper yang jumlahnya cukup banyak.

Dalam hal kualitas layar, Samsung Omnia Pro B7320 menyusupkan LCD TFT 65 ribu warna dengan resolusi 320x240 piksel pada penampang 2,4 inci. Otomatis kualitasnya justru malah ada di bawah pendahulunya yang sudah tampil dengan 256 ribu warna.

Multimedia

Seperti slogan ‘the Smart Way to Work & Play’ yang melekat pada ponsel ini, unsur multimedia yang cukup sudah dibenamkan. Pengguna bakal menemukan fasilitas yang memadai, mulai dari fituf kamera hingga pemutar musik.

Terdapat Windows Media Player 10 Mobile yang untuk menayangkan klip video atau memutar musik sekaligus. Seperti biasa, pemutar musik khas Windows Mobile ini menyuguhkan beragam opsi seperti Library, Play/Pause, Stop, Shuffle/ repeat, Options, hingga Properties.

Output musik atau sound yang mengalir dari loudspeaker di bagian belakang atas ponsel ini jelas lebih sempurna ketimbang Samsung C6625 yang masih menyatu dengan earpiece. Kualitas suaranya yang jernih dan lantang terasa lebih baik dibandingkan beberapa ponsel musik yang ada di pasaran.

Begitu pula saat menjajal musik via headset-nya, keluaran suara terasa semakin optimal. Bas dan treble hadir terdengar menggelegar namun dalam komposisi lebih nyaman di telinga. Sebagai tambahan, pengguna pun bisa mendengarkan musik headset Bluetooth stereo via teknologi A2DP.

Headset yang disertakan dalam paket penjualan ini pula yang diperlukan untuk menyetel radio FM pada Samsung Omnia Pro B7320. Jelajah jaringan radio-nya relatif baik dan mampu menangkap siaran dengan kualitas memadai.

Sementara untuk urusan kamera, ponsel ini sudah naik kelas dengan menjejalkan kamera 3,2 megapiksel di bodi belakang. Sementara pada Samsung C6625 hanya mengadopsi kamera berkekuatan 2 megapiksel. Keduanya sama-sama memiliki kamera video call.

Sayang, lain dari itu tak ada fitur pelengkap semisal autofokus atau lampu flash untuk menunjang kemampuan kamera. Jadi, ketangguhan kamera yang sudah mencapai 3,2 megapiksel ini seolah mubazir karena tak bisa tampil optimal layaknya kompetitor lain.

Saat digunakan menjepret obyek dalam kondisi luar ruangan hasilnya cukup maksimal. Tingkat ketajaman gambar serta komposisi warna foto sudah seimbang. Namun, dalam kondisi indoor yang minim cahaya, pengguna bakal menemukan noise yang mengganggu. Maklum, ponsel ini tak memiliki lampu flash.

Samsung Omnia Pro B7320 bisa digunakan merekam video dengan resolusi 320x240 piksel pada 12 fps. Video yang dihasilkan akan muncul dalam format 3gp.

Konektivitas

Kemampuan Samsung Omnia Pro B7320 di sektor ini tampaknya bisa digunakan untuk menggedor rivalnya. Setidaknya, lewat support jaringan 3G/HSDPA membuat pengguna bisa mengakses internet dengan kecepatan tinggi.

Lebih dari itu, ponsel ini menyiapkan WiFi sebagai alternatif akses internet. Hal ini sebelumnya tak disediakan pada Samsung C6625. Saat, berada di wilayah yang menyediakan layanan Wi-Fi gratis tentu pengguna bisa menghemat biaya GPRS.

Untuk browser internetnya sendiri, Samsung Omnia Pro B7320 menawarkan Internet Explorer. Meski sudah cukup baik untuk dipakai akses internet, namun dari segi kinerja masih kalah jauh ketimbang browser pihak ketiga seperti Opera Mobile atau Skyfire.

Soal fungsi yang lebih interaktif yakni Instant Messaging (IM), sama halnya seperti Samsung C6625, ponsel ini sudah membawa aplikasi chatting default, yakni MSN dan Windows Live. Namun, jika pengguna memiliki akun lain seperti Yahoo! Messenger maupun Google Talk bisa menambahkan aplikasi pihak ketiga.

Ponsel ini pun mendukung fungsi email yang bisa digunakan untuk mengakses langsung akun surat elektronik pribadi dengan kemampuan ‘pull’. Juga buat pengguna kalangan bisnis, ponsel ini bisa disinkronisasi dengan program khusus yang terkait dengan layanan korporat seperti MS Outlook.

Sayang, beberapa aplikasi networking mumpuni justru dihilangkan pada ponsel ini. Jika pada Samsung C6625 tersedia pilihan aplikasi seperti ShoZu dan aplikasi Facebook khusus, maka di ponsel ini hanya bisa ditemukan shortcut Facebook yang sekedar memberikan jalur akses ke link m.facebook.com.

Aplikasi dan Instalasi

Fasilitas navigasi digital, yakni GPS sudah menjadi bagian dari ponsel ini. Seperti pendahulunya, Samsung Omnia Pro B7320 sudah disokong dengan receiver GPS internal, namun tetap bisa menggunakan jalur operator lewat teknologi Assisted-GPS.

Soal peta digitalnya, ponsel ini bisa memanfaatkan peta digital gratis yang disediakan developer pihak ketiga. Sayang, pihak vendor tidak menjejalkan aplikasi ke dalam ponsel ini alias pengguna harus mendownloadnya sendiri.

Tersedia pula aplikasi Pocket Office ditunjang beberapa fitur seperti Word, Excel dan PowerPoint yang bisa terintegrasi dengan program PC. Menariknya, file dokumen yang biasa terdapat pada PC tersebut bisa sekaligus dibuka dan diedit.

Namun, seperti pada Samsung C6625, kemampuan membuat file baru (new file) tak disediakan. Jadi, untuk menulis file baru Anda bisa menggunakan cara ‘save as’ file yang sudah ada dan meng-edit-nya. Selain itu, terdapat aplikasi Adobe Reader.

Ponsel ini pun sudah mendukung Java MIDP 2.0 yang cukup kompatibel dan terbuka untuk instalasi aplikasi pihak ketiga. Artinya, pengguna bisa menambahkan berbagai aplikasi tambahan lain yang memang support dengan Samsung Omnia Pro B7320.

Hardware

Suntikan prosessor 32 bit Qualcomm MSM 7201A ARM1136EJ-S dengan clock speed 528 MHz membuat ponsel ini lebih tangguh ketimbang Samsung C6625 yang hanya menjejalkan prosesor 32-bit STMicroelectronics Nomadik STn8810 dengan clock speed 393 MHz.

Alhasil, jika Samsung C6625 cenderung masih lemot untuk pengoperasian menu dan akses aplikasi, maka akselerasi Samsung OmniaPro B7320 lebih baik. Kinerja ponsel dalam aksi multi tasking menjadi lebih mumpuni, setidaknya tak ada kata tersendat seperti pada Samsung C6625.

Dukungan memori internal 100 MB, plus 256 RAM dan 256 ROM pun menambah ketangguhan ponsel ini. Bandingkan dengan Samsung C6625 yang hanya disupport memori internal 128 MB RAM dan 128 MB ROM. Tak ketinggalan ketersediaan slot memori eksternal serta bonus kartu memori MicroSD dengan kapasitas 1GB.

Sementara kekuatan baterai Samsung Omnia Pro B7320 menggunakan lithium ion dengan kapasitas sekitar 1480 mAh. Mengalami peningkatan ketimbang Samsung C6625 yang hanya 1300 mAh. Untuk standby atau penggunaan normal ponsel ini bisa bertahan hingga 2,5 hari dalam sekali pengecasan penuh.

Kesimpulan

Samsung Omnia Pro B7320 siap bersaing di kategori smartphone dengan banderol cukup terjangkau. Disain QWERTY plus fitur lengkap seperti Wi-Fi, GPS/A-GPS support, HSDPA serta fitur office ala Windows Mobile menjadi senjatanya.

Namun, kualitas beberapa fitur penunjang terkesan masih seadanya. Kemampuan multimedia pada Windows Mobile 6.1 yang relatif ketinggalan jaman, kemampuan kamera tanpa autofokus dan flash, serta interface yang kurang interaktif membuat daya gedornya kurang greget.

TABLOID PULSA